Tugas Lapangan CCID-ToT oleh Wahyu Setioko di PGRI Provinsi NTB

Ditulis pada 21-10-2018 oleh Hilman

Sejak pertama kali diumumkan pada bulan Februari 2018 program Training of Trainers Creative Commons Indonesia (CCID-ToT) kini telah masuk ke tahap penyeleksian terakhir. Pada misi terakhir ini peserta diwajibkan menjalankan tugas lapangan yakni menyelenggarakan presentasi mengenai lisensi Creative Commons (lisensi CC) di tempat peserta berdomisili. Dengan menyelesaikan misi ini maka peserta dinyatakan berhak menerima besiswa sertifikasi Creative Commons dan memiliki peluang besar untuk mendapatkan beasiswa perjalanan ke CC summit 2019 di Lisbon, Portugal bagi 3 peserta dengan nilai terbaik.

Wahyu adalah seorang aktivis bidang pendidikan yang berdomisili di Lombok Tengah. Acara diadakan di aula kantor Persatuan Guru Republik Indonedia (PGRI) Provinsi NTB secara terbuka, diikuti oleh peserta dengan latar belakang mahasiswa, tenaga ajar, dan lain-lain.

Dalam lokakarya ini, Wahyu memyampaikan materi tentang perlindunga hak cipta, khususnya penerapan lisensi hak cipta terbuka, Creative Commons dengan beberapa aktivitas interaktif. Pada bagian awal lokakarya, Wahyu menginstruksikan kepada para peserta yang sudah dibagi menjadi 5 kelompok untuk membayangkan, kemudian memvisualisasikan ciptaan yang ingin mereka buat. Setelah itu peserta saling mempresentasikan ciptaannya, di mana pihak pendengar mencatat setiap manfaat dari ciptaan tersebut. .

Sesi interaktif selanjutnya ialah setiap kelompok diinstruksikan untuk menempelkan setiap manfaat ciptaan yang dicatat pada satu sisi trash bag berukuran besar, dan menuliskan kata “karya” pada sisi sebaliknya. Lalu, semua kelompok ditugaskan untuk berdiri di atas sisi trash bag yang bertuliskan karya dan membaliknya tanpa keluar dari tempat mereka berdiri. Satu per satu kelompok berhasil menjalankannya. Namun, kemudian Wahyu menunjukan bahwa jika setiap kelompok saling bekerjasama secara terbuka untuk membaliknya, maka proses pembalikan dapat berjalan lebih mudah. Ini adalah upaya menganalogikan bahwa konten terbuka secara langsung membuka peluang kerja sama dan dapat menghasilkan manfaat yang lebih banyak dari masing-masing karya.